Newsroom

A Voice for Our Union

MENGENAL DIDISEN, ALAT MENANGKAP IKAN DEPIK KHAS MASYARAKAT GAYO ACEH

sppi
Didisen adalah alat perangkap jenis bubu yang merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan di Danau Laut Tawar, Gayo, Aceh. Ikan ini bisa ditangkap setiap saat. Akan tetapi, ada waktu tertentu ikan ini naik ke permukaan dengan jumlah yang banyak sehingga masyarakat Gayo menyebutnya ‘Musim Depik’. Ikan hasil tangkapan tersebut biasanya dimasak dengan cara dibakar, digoreng, atau dipepes yang sangat lezat apabila dihidangkan bersama dengan nasi putih panas. Kalau kamu baca saat sedang puasa, tahan ya, mungkin ikan ini bisa jadi opsi menu untuk berbuka.

Salah satu hal yang melekat dari Gayo, Aceh adalah biji kopinya yang sudah legendaris dan terkenal hingga skala internasional. Akan tetapi, apakah kamu pernah mengenal kata ‘Didisen’? Kalau belum, simak informasi berikut ini yuk.

Didisen adalah alat perangkap jenis bubu yang merupakan salah satu alat tangkap yang digunakan di Danau Laut Tawar, Gayo, Aceh.

Alat ini ditempatkan pada ujung sungai-sungai kecil dari pegunungan yang mengalir ke danau tersebut. Di dalam Didisen terdapat pintu bendungan yang telah dilengkapi dengan segapa atau perangkap sehingga ikan tidak dapat keluar dari bendungan.

Terdapat beberapa bagian pada alat tangkap Didisen. Bagian pertama adalah batur atau tanggul batu sejajar yang mengarahkan mata air untuk mengarah ke danau. Bagian lainnya adalah deku yang merupakan penampang berbentuk lingkaran dengan diameter 30 centimeter dengan bahan dasar rotan.

Pada bagian ujung Didisen, terdapat cemucut yang merupakan pertemuan dari sejumlah rautan bambu sehingga ikan depik yang sudah masuk di dalamnya tidak bisa keluar kembali karena sudah melewati segapa dan akan berkumpul di dalam tung.

Jenis ikan yang ditangkap menggunakan alat ini adalah Ikan Depik atau dengan nama latinnya adalah Rasbora tawarensis. Ikan ini berukuran kecil seperti ikan teri yang biasa dijumpai pada pasar-pasar ikan.

Ikan ini bisa ditangkap setiap saat. Akan tetapi, ada waktu tertentu ikan ini naik ke permukaan dengan jumlah yang banyak sehingga masyarakat Gayo menyebutnya ‘Musim Depik’.

Ikan hasil tangkapan tersebut biasanya dimasak dengan cara dibakar, digoreng, atau dipepes yang sangat lezat apabila dihidangkan bersama dengan nasi putih panas. Kalau kamu baca saat sedang puasa, tahan ya, mungkin ikan ini bisa jadi opsi menu untuk berbuka.